Selasa, 12 November 2019

Kartu Ucapan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Hasil gambar untuk KARTU UCAPAN PERINGATAN MAULID NABI

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Arti dan Maknanya,

Arti makna dan hikmah maulid nabi besar Muhammad saw menjadi penting untuk dikaji, ditelaah dan diselami agar perayaan dan tradisi untuk memperingati kelahiran baginda Nabi Muhammad tidak sebatas pada seremonial belaka, tetapi mengandung makna yang filosofis-substantif.
Kata maulid sama artinya dengan milad yang diambil dari bahasa Arab dengan arti: “hari lahir”. Peringatan terhadap kelahiran baginda Nabi Muhammad ternyata bukanlah tradisi yang ada ketika rasul hidup.


Perayaan ini menjadi tradisi dan berkembang luas dalam masyarakat dan kehidupan umat Islam dari berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, jauh sesudah Rasulullah Muhammad saw wafat

Jadi, selama rasul hidup ternyata tidak ada namanya tradisi maulid nabi, bahkan pada zaman sahabat sekalipun. Lantas, bagaimana sejarah dan asal usul adanya tradisi maulid nabi besar Muhammad saw?
Peringatan itu kali pertama dilakukan Raja Irbil yang saat ini berada di wilayah Irak, yakni Muzhaffaruddin al kaukabri pada sekitar abad ke-7 hijriah.
Perayaan itu dilakukan pada bulan Rabi’ul Awal dan dirayakan secara besar-besaran. Tradisi ini kemudian berkembang pesat dan luas di seluruh dunia hingga Indonesia.
Bisa dibayangkan, pada zaman rasul, sahabat dan sesudahnya ternyata peringatan maulid nabi tidak ada. Setelah selang waktu sekitar 600 hingga 700 tahun kemudian, tradisi itu muncul.
Karena itu, jika tidak mengerti arti, makna dan hikmah maulid besar nabi Muhammad saw justru menimbulkan “hura-hura” seremonial saja tanpa ada makna yang substantif.
Karena itu, redaksi Islamcendekia.com mencoba untuk menyelami apa sih arti makna dan hikmah maulid besar nabi Muhammad saw sesungguhnya?


Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Arti dan Maknanya, https://kupang.tribunnews.com/2018/11/19/sejarah-peringatan-maulid-nabi-muhammad-saw-ini-arti-dan-maknanya.

Editor: OMDSMY Novemy Leo

Sabtu, 26 Oktober 2019

DAFTAR MENTERI KABINET INDONESIA MAJU

Inilah Daftar Menteri Indonesia Maju

1 .Menteri MandikbudNadiem makarin
2. Menteri  KeuanganSri Mulyani
3. Menteri dan Perikanan Susi Pudjiastuti
4. Menteri Prabowo Subianto
5. Menteri BUMNRini Soemarno
6. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
7.  MenteriBudi Karya Sumadi
8.  Menteri dalam NegriTito Karnavian
9.  Menteri Luar NegriRetno Lestari Marsudi
10. Menteri Sekertaris NegaraPratikno

Sabtu, 05 Oktober 2019

Kerajinan Tenun Desa Troso Jepara


Kerajinan Tenun Desa Troso Jepara


    
Jepara berasal dari kata ujung para,ujung mara dan jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang memiliki arti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga keberbagai daerah terletak di pulau Jawa Indonesia bagian tengah. Kota Jepara dijuluki dengan kota pariwisata, banyak tempat wisata yang dijadikan spot-spot menarik yang dapat diabadikan menggunakan lensa kamera.
Tidak hanya tentang pariwisatanya yang menjanjikan, Kota Jepara juga disebut kota pengrajin, salah satunya adalah kerajinan tenun.
Salah satu desa yang kental dengan dengan kerajinan tangan sebagai mata pencaharian sehari-hari adalah Desa Troso yang berada di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Kerajinan yang dihasilkan adalah kain tenun tradisional, yang biasa disebut kan tenun troso.
Cara pembuatan tenun ini lumayan rumit membutuhkan waktu 1 bulan untuk dijadikan menjadi kain, yang pertama penggulungan benang atau orang sana menyebutnya "mengeteng", benang yang sudah rapih diberimotif lalu diikat menggunakan tali, apabila benang sudah terikat dengan sempurna dilakukanlah warna dasar, warna dasar yang digunakan berbagai macam warna tergantung dari keinginan pemesan, pewarnaan selesai lalu didiamkan agar warna menyerap sempurna dan ikatan dilepas sehingga motifnya terlihat, penggulungan benang dilakukan apabila motif sudah jadi menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), satu-persatu benang dimasukan kedalam "bon" lalu dilakukanlah proses akhir yaitu penenunnan.
Pemasaran biasanya dilakukan secara online dan offline, tidak hanya dari dalam negeri peminatnya namun dari luar negeripun tertarik untuk membeli tenun troso tersebut. Harga perlembar kainnya bervariasi dari harga 135 ribu sampai 500 ribu hinggal 3 Juta.
Kerajinan yang masih dilestarikan sampai saat ini haruslah kita jaga dan cintai produk-produk lokal asli Indonesia untuk memajukan produk dalam negeri hingga terdengar di telinga mancanegara.

Sabtu, 28 September 2019

Permasalahan Kesehatan di Indonesia

Masalah Penanggulangan Kesehatan masih menjadi masalah utama yang belum teratasi oleh Pemerintah Indonesia. Mulai dari rendahnya anggaran pemerintah untuk kesehatan hingga rendahnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan kebersihan dan kesehatan diduga menjadi pemicu utama. Berikut adalah berbagai Permasalahan Kesehatan yang tampak dominan di Indonesia.
  1. Kurangnya SDM Tenaga kesehatan Profesional Sumber daya manusia di bidang kesehatan terbilang kurang dalam segi kuantitas, kualitas , distribusi dan produktivitas (WHO, 2010). Total dokter yang tersedia adalah 2,9 per 10.000 penduduk, itu merupakan setengah dari jumlah rata-rata di negara maju yaitu 5,6 per 10.000 penduduk. Namun, jumlah perawat dan bidan di Indonesia malah 2 kali lipat lebih banyak dari negara maju (Indonesia, 20,4 per 10.000 penduduk, regional, 10,9 per 10.000 penduduk) menurut WHO pada tahun 2012.
  2. Tingginya Angka kematian pada bayi dan ibu melahirkan Pada tahun 2012, dengan jumlah penduduk 239.871.000, Indonesia memiliki kemungkinan hidup saat lahir untuk laki-laki 66, dan wanita 71 sama dengan rata-rata global. Tapi, angka kematian dewasa (kematian antara 15 dan 60 tahun per 1000 penduduk) untuk kedua jenis kelamin adalah 190 lebih tinggi dari rata-rata global yang 176. Dengan rasio kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup adalah 220 lebih tinggi dari rata-rata global yang 210.
  3. Tingginya Angka kematian akibat penularan penyakit Penyakit menular merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Hampir 250 orang meninggal tuberkulosis (TB) setiap hari, dengan lebih dari setengah juta kasus baru diperkirakan terjadi setiap tahun (WHO GTB 2009). Prevalensi Tuberkulosis (per 100.000 penduduk) adalah 289 lebih tinggi dari rata-rata regional (278) Rata-rata Dan dunia (178) (WHO, 2012). Malaria masih menjadi penyakit vector-borne besar di sebagian besar Indonesia. Wabah skala besar demam berdarah dengue dilaporkan setiap tahun. Meskipun kusta telah dieliminasi di tingkat nasional, Indonesia menempati urutan ketiga dalam hal beban global. Tingkat kematian kasus flu burung pada tahun 2008 hampir 81%. Upaya yang signifikan terus diinvestasikan dalam pencegahan dan pengendalian flu burung dan penyakit menular, dengan pandemi kesiapsiagaan pada intinya. Pengenalan kembali dan penyebaran polio pada tahun 2005 di beberapa provinsi, setelah jangka waktu 10 tahun, dan dilaporkan campak dan difteri wabah menunjuk kelemahan dalam program diperluas rutin imunisasi. Pada akhir tahun 2006, diperkirakan 293,200 orang Indonesia hidup dengan HIV-AIDS (KPA Nasional Publication, 2009).
  4. Rendahnya Alokasi Dana Pemerintah untuk pembiayaan Kesehatan Dibandingkan dengan tetangga Malaysia dan Thailand, Indonesia menghabiskan relatif sedikit pada pelayanan kesehatan. Estimasi total pengeluaran kesehatan per kapita pada tahun 2003 adalah US $ 33 di Indonesia dibandingkan dengan US $ 149 di Malaysia dan US $ 90 di Thailand Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih tergolong tidak cukup, total belanja kesehatan per kapita 112 USD, dan total pengeluaran kesehatan dari APBD adalah 2,6%.
  5. Tingginya Prevalensi perokok aktif dan kurangnya pengendalian perilaku merokok di tempat umum. Mengingat tingginya prevalensi penggunaan tembakau di negara ini dan mengingat fakta bahwa untuk penyakit tidak menular (NCD) tembakau adalah penyebab paling penting kedua morbiditas dan mortalitas, pengembangan dan implementasi pengendalian tembakau yang efektif
  6. Tingginya angka kelaparan dan kekurangan gizi Masalah ini masih tetap menjadi masalah yang paling mengerikan yang dihadapi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat miskin. Meskipun perbaikan umum dalam ketersediaan pangan, kesehatan dan pelayanan sosial, kelaparan dan kekurangan gizi yang ada di hampir setiap kabupaten di Indonesia. Saat ini, sekitar setengah dari populasi masyarakat masih kekurangan zat besi dan beresiko gangguan kekurangan yodium. Prevalensi bayi BBLR (berat badan lahir rendah) di Indonesia adalah dalam kisaran 7-14%, bahkan mencapai 16% di beberapa kabupaten. Tingginya prevalensi BBLR umumnya akibat dari kekurangan gizi pada ibu hamil. Hal ini berada pada kisaran 12 sampai 22% wanita berusia 15-49 menderita kekurangan energi kronis (BMI <18,5), dan 40% dari ibu hamil menderita anemia.

Artikel Kondisi Pendidikan Indonesia


Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan pondasi utama untuk membangun peradaban bangsa. Kesadaran akan arti penting pendidikan akan menentukan kualitas kesejahteraan lahir batin dan masa depan warganya. Oleh karena itu substansi pendidikan, materi pengajaran dan metodologi pembelajaran, serta manajemen pendidikan yang akuntabel susah seharusnya menjadi perhatian bagi para penyelenggara Negara. Terbukti bahwa seluruh bangsa yang berhasil mencapai tingkat kemajuan kebudayaan dan teknologi tinggi mesti disangga oleh kualitas pendidikan yang sangat kokoh.Namun eksistensi pendidikan yang ada di Indonesia pada saat ini masih menjadi permasalahan karena masih banyak anak bangsa yang belum mendapatkan pendidikan yang sebagaimana mestinya dan ada juga yang sama sekalipun belum pernah mencicipi bangku sekolah sama sekali contoh kecilnya saja anak yang terlantar hal ini sangat memperihatinkan. Sebenarnya mereka juga mempunyai hak yang sama seperti anak-anak yang sudah mendapat pendidikan yang layak seperti contoh anak orang kaya. Arah bangsa nantinya ada pada tangan mereka karena merekalah nantinya yang akan menjadi penerus perjuangan bangsa.Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa  dari mereka yang belum mendapatkan hak tersebut. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik hanya anak orang kaya dan pintar. Dengan bermodalkan kemampuan ekonomi yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan berpikir tinggi, menjadi faktor pendukung untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih baik. Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah elit, berkualitas, berstandar nasional, bahkan internasional. Hal ini menciptakan lingkungan belajar-mengajar yang kondusif, karena ditunjang dengan kualitas anak didik yang punya daya pikir tinggi.  Selain itu, tersedianya sarana prasarana yang lengkap membantu untuk mewujudkan pendidikan yang mapan. Pada saat sekarang pendidikan yang ada di Indonesia berbentuk sistem pasar yaitu bagi mereka yang memiliki uang banyak maka mereka akan mendapatkan pendidikan yang layak.sebenarnya hal tersebut tidak boleh terjadi.Ada beberapa hal yang membuat pendidikan di Indonesia semakin melenceng dari cita-cita bangsa. Pertama, kecenderungan pendidikan Indonesia yang semakin elitis dan tak terjangkau rakyat miskin. Dalam hal ini, pemerintah dituding membuat kebijakan yang diskriminatif sehingga menyulitkan rakyat kecil mengakses pendidikan. Kedua, lahirnya sistem pendidikan yang tidak memberdayakan. Dalam konteks ini, kebijakan yang dibentuk semata-mata untuk mendukung status quo dan memapankan kesenjangan sosial (Darmaningtyas, 2005, Pendidikan Rusak-Rusakan). Ketiga, kurangnya orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat realitas anak-anak yang bertindak amoral, sehingga sering dikatakan pendidikan minus budi pekerti.Telah dipahami oleh para pendidik bahwa misi pendidikan adalah mewariskan ilmu dari generasi ke generasi selanjutnya. Jangan sampai generasi itu terputuskan dengan begitu saja. Ilmu yang dimaksud antara lain: pengetahuan, tradisi, dan nilai-nilai budaya (keberadaban). Secara umum penularan ilmu tersebut telah di emban oleh orang-orang yang terbeban terhadap generasi selanjutnya. Mereka diwakili oleh orang yang punya visi kedepan, yaitu menjadikan generasi yang lebih baik dan beradab. Betapa sangat pentingnya pendidikan ini negara-negara yang majupun tentunya tidak akan terlepas dari peran pendidikan.Berbicara tentang pendidikan ini Dalam UUD pasal 31 ayat 1 dan 2 sudah jelas yaitu bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, negara juga mempriorotaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD. Pertanyaanya, sudahkah semua anak bangsa mendapatkan haknya? Melihat fakta saat ini, di Indonesia setiap tahunnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Tanggapan:Setelah membaca artikel tersebut, menurut saya memang sudah seharusnya kita menomorsatukan pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan itu adalah hal utama yang dibutuhkan untuk membangun bangsa Indonesia. Percuma saja jika bangsa Indonesia terus melakukan pembangunan secara fisik namun tidak dibarengi dengan pembangunan dalam bidang pendidikan, karena memang sudah menjadi tuntutan zaman bahwa kita harus menomorsatukan pendidikan. Dalam artikel tersebut dijelaskan mengenai masalah pendidikan yaitu eksistensi pendidikan, disinilah terdapat kekurangannya bangsa Indonesia yang masih belum bisa memeratakan pendidikan, sehingga masih banyak generasi penerus bangsa yang tidak memiliki kesempatan untuk merasakan pendidikan. Melencengnya pendidikan dari cita-cita bangsa memang disebabkan oleh ketiga faktor yang telah dijelaskan diatas yaitu, kecenderungan pendidikan Indonesia yang semakin elitis dan tak terjangkau rakyat miskin, karena sebetulnya bukan hanya kaum borjuis saja yang bisa merasakan sekolah, namun anak-anak kurang beruntung pun layak untuk mendapat pendidikan. Faktor yang kedua yakni lahirnya sistem pendidikan yang tidak memberdayakan, dan yang terakhir kurangnya orientasi pendidikan terhadap pembangunan moral. Disini pemerintah sangat dituntut untuk mengatasi permasalahan ini, terutama mengenai pemerataan pendidikan, pemerintah harus lebih memperhatikan daerah-daerah yang belum memiliki pencerahan untuk mendapatkan pendidikan yang layak contohnya seperti desa terpencil, jangan sampai ada generasi penerus bangsa yang belum bisa mendapat kesempatan untuk menjadi pembangun bangsa. Solusi untuk permasalahan dalam artikel tersebut yakni kita sebagai generasi penerus bangsa harus memajukan pendidikan Indonesia, bukan hanya sekedar bisa merusak cirta pendidikan dengan berbagai tindakan tidak bermoral. Harapan setelah membaca artikel tersebut adalah pendidikan di Indonesia dapat merata sehingga dapat membangun peradaban bangsa Indonesia serta memajukan bangsa Indonesia. Hal yang dilakukan untuk pendidikan Indonesia adalah ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. “Sebarkan ilmu pengetahuan untuk kebaikan bersama!!”Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/10/artikel-pendidikan-kurikulum-2013-679257.html
Refrensi : http://m.kompasiana.com/post/read/678295/1/resensi-buku-oase-pendidikan

Sabtu, 21 September 2019

Polisi Tangkap Tangan Pembakar Lahan di Kalimantan Selatan

Polisi Tangkap Tangan Pembakar Lahan di Kalimantan Selatan Ilustrasi, kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan. ( AP/Fauzy Chaniago)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pelaku pembakar lahan tertangkap tangan oleh polisi di Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

"Pelaku bernama Mulyadi (29) masih diperiksa intensif di Satuan Reskrim Polres Hulu Sungai Selatan karena membakar lahan," terang Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa'i di Banjarmasin, Sabtu (21/9), seperti dikutip Antara.

Dari hasil pengakuan sementara di lapangan, ungkap Rifa'i, pelaku dengan sengaja membakar untuk membuka lahan pertanian yaitu menanam jagung dan kacang.



"Luas lahan yang terbakar 2.000 meter persegi dan api sudah berhasil dipadamkan oleh personel Polres setempat," jelasnya.

Hingga kini Polda Kalsel dan jajaran sudah memproses 16 kasus karhutla yang naik menjadi Laporan Polisi (LP) dan menetapkan lima tersangka.

"Untuk penyelidikan ada 50 lebih, namun semuanya masih dilakukan pendalaman apakah bisa ditingkatkan ke penyidikan untuk penetapan tersangka," beber Rifai'i.

Para pelaku pembakar lahan akan dijerat Pasal 187 ayat 1 KUHP jika melakukan secara sengaja dengan pidana penjara 12 tahun. Sedangkan jika ditemukan unsur kelalaian hingga menyebabkan kebakaran, maka dijerat Pasal 188 KUHP dengan pidana 5 tahun.


Sementara itu, Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani meminta agar Kaposko Bekantan dan Kapolres mengecek kembali apakah di wilayah tersebut memang tidak ada kebakaran lahan atau para Kasat Reskrim yang kurang serius dan tidak peduli terhadap arahan Kapolri terkait penanganan karhutla.

"Saya pastikan, polisi tegas menindak para pembakar lahan. Kini kami harapkan kesadaran masyarakat agar sama-sama peduli dengan lingkungan. Jangan ada lagi pembakaran lahan untuk tujuan apapun, karena kabut asap yang ditimbulkan sangat merugikan kita semua," tandas Kapolda menekankan.

Sebelumnya, BNPB menyampaikan 328.724 hektare lahan 328.724 hektare dengan 2.719 titik panas sepanjang periode Januari-Agustus 2019. Lahan itu tersebar di enam provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Karhutla di Sumatra dan Kalimantan menyebabkan kabut asap yang setiap hari kian pekat hingga ke level berbahaya. Asap akibat karhutla juga sudah 'tiba' di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina.